Cuci darah atau hemodialisis adalah salah satu bentuk pengobatan yang diperlukan oleh anak-anak dengan masalah ginjal yang serius. Prosedur ini penting untuk mengeluarkan racun dan kelebihan cairan dari tubuh, yang seharusnya dilakukan oleh ginjal yang sehat. Namun, tidak semua anak menjalani cuci darah karena penyakit ginjal yang didapat, ada juga yang mengalami kondisi ini karena kelainan bawaan. Kelainan bawaan atau kelainan bawaan adalah kondisi kesehatan yang sudah ada sejak lahir dan dapat mempengaruhi fungsi organ tubuh, termasuk ginjal. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai penyebab anak harus menjalani cuci darah, khususnya yang disebabkan oleh kelainan bawaan.

1. Cuci Darah, Penyakit Ginjal 

Kelainan bawaan ginjal adalah anomali yang terjadi pada struktur dan fungsi ginjal anak sejak lahir. Ada berbagai jenis kelainan ini, seperti displasia ginjal, ginjal polikistik, dan agenesis ginjal. Displasia ginjal adalah kondisi di mana ginjal tidak berkembang secara normal, yang dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal. Sementara itu, polikistik ginjal adalah kondisi di mana terdapat banyak kista di ginjal, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan ginjal seiring berjalannya waktu. Agenesis ginjal adalah keadaan di mana salah satu ginjal tidak terbentuk sama sekali. Gangguan ketiga ini dapat meningkatkan kegagalan risiko ginjal pada anak, yang sering kali memerlukan terapi cuci darah.

Displasia Ginjal

Displasia ginjal adalah kelainan di mana ginjal tidak memiliki bentuk atau ukuran yang normal. Anak-anak dengan displasia ginjal sering mengalami hipertensi, infeksi saluran kemih, dan gagal ginjal. Biasanya, diagnosis displasia ginjal dilakukan melalui USG atau pencitraan lainnya. Jika tidak teratasi, anak-anak dengan kondisi ini mungkin memerlukan cuci darah untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh mereka.

Ginjal Polikistik

Ginjal polikistik adalah kondisi genetik yang ditandai dengan terbentuknya kista di dalam dan di luar ginjal. Kista ini dapat tumbuh sangat besar dan mempengaruhi fungsi ginjal seiring berjalannya waktu. Jika tidak diobati, anak-anak dengan polikistik ginjal mungkin mengalami gagal ginjal pada masa kanak-kanak atau remaja, sehingga mereka memerlukan cuci darah atau bahkan transplantasi ginjal.

Agenesis Ginjal

Agenesis ginjal adalah kelainan bawaan di mana satu ginjal tidak terbentuk. Anak-anak dengan agenesis ginjal dapat hidup normal dengan ginjal yang ada, namun mereka tetap berisiko mengalami kerusakan ginjal di masa depan. Dalam beberapa kasus, meskipun hanya ada satu ginjal yang berfungsi, anak-anak mungkin masih memerlukan cuci darah karena kerusakan yang terjadi akibat kelainan ini.

2. Cuci Darah, Penyakit Ginjal Kronis

Penyakit ginjal kronis (PGK) adalah kondisi di mana fungsi ginjal menurun secara bertahap dalam waktu yang lama. Pada anak-anak, PGK sering kali disebabkan oleh kelainan bawaan, infeksi, atau penyakit sistemik seperti lupus. Ketika fungsi ginjal menurun, racun dan limbah dapat tertumpuk dalam darah, yang pada akhirnya memerlukan tindakan mencuci darah untuk membersihkan sisa-sisa tersebut.

Gejala Penyakit Ginjal Kronis

Anak-anak dengan PGK mungkin menunjukkan gejala seperti pembengkakan di kaki dan wajah, kelelahan, penurunan berat badan, serta perubahan pola buang air kecil. Jika gejala ini tidak teratasi, anak dapat mengalami komplikasi serius seperti anemia, hipertensi, dan masalah jantung, yang semuanya dapat mengganggu fungsi ginjal.

Diagnosis dan Penanganan

Diagnosis PGK pada anak biasanya melibatkan serangkaian tes darah dan urin untuk mengukur fungsi ginjal. Jika terdiagnosis PGK, pendekatan pengobatan bisa meliputi pengendalian tekanan darah, diet khusus, serta obat-obatan untuk mengelola gejala. Namun jika kondisi ini sudah parah, pencucian darah akan diperlukan untuk membantu mengeluarkan racun dari tubuh.

3. Cuci Darah, Infeksi Saluran Kemih Berulang

Infeksi saluran kemih (ISK) pada anak juga dapat menjadi penyebab cuci darah jika tidak ditangani dengan baik. ISK yang berulang dapat menyebabkan kerusakan ginjal, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal. Anak-anak dengan kelainan anatomi saluran kemih atau sistem imun yang lemah lebih rentan terhadap ISK.

Dampak Jangka Panjang dari ISK

ISK yang tidak diobati dapat mengakibatkan komplikasi jangka panjang, termasuk kerusakan pada jaringan ginjal. Jika infeksi berlangsung dalam waktu yang lama, ginjal dapat kehilangan fungsinya dan memerlukan pencucian darah untuk mempertahankan kesehatan anak.

Pengelolaan dan Pencegahan

Pengelolaan ISK melibatkan penggunaan antibiotik untuk mengatasi infeksi, serta langkah-langkah untuk mencegah terjadinya infeksi berulang. Pendidikan kepada orang tua dan anak tentang pentingnya kebersihan dan pola buang air kecil yang baik juga sangat penting dalam mencegah ISK.

4. Penyakit Metabolik

Penyakit metabolik seperti gangguan metabolisme asam amino atau lipid juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang memerlukan pencucian darah. Dalam kasus ini, ginjal tidak dapat memproses limbah metabolik dengan baik, sehingga mengakibatkan pembuangan racun dalam tubuh.

Contoh Penyakit Metabolik

Beberapa contoh penyakit metabolik yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal antara lain fenilketonuria (PKU) dan hiperurikemia. PKU adalah gangguan genetik yang menyebabkan penumpukan fenilalanin, yang dapat merusak sistem saraf dan ginjal jika tidak dikendalikan. Sementara itu, hiperurikemia adalah kondisi di mana terdapat kelebihan asam urat dalam darah, yang dapat menyebabkan batu ginjal dan kerusakan ginjal.

Penanganan Penyakit Metabolik

Penanganan penyakit metabolik umumnya melibatkan diet yang ketat dan pengobatan untuk mengontrol kadar zat-zat berbahaya dalam tubuh. Dalam kasus yang lebih parah, pencucian darah mungkin diperlukan untuk membantu mengeluarkan racun yang tidak dapat diproses oleh ginjal.

Tanya Jawab Umum

1. Apa itu mencuci darah dan mengapa anak-anak gatal?

Cuci darah, atau hemodialisis, adalah prosedur medis untuk mengeluarkan racun dan kelebihan cairan dari tubuh ketika ginjal tidak dapat melakukannya. Anak-anak mungkin memerlukan cuci darah karena kelainan bawaan, penyakit ginjal kronis, infeksi saluran kemih yang berulang, atau penyakit metabolik.

2. Apa saja kelainan bawaan yang dapat menyebabkan anak memerlukan cuci darah?

Kelainan bawaan yang dapat menyebabkan anak memerlukan cuci darah termasuk displasia ginjal, ginjal polikistik, dan agenesis ginjal. Kondisi ketiga ini dapat mengganggu fungsi ginjal, sehingga memerlukan dukungan medis tambahan.

3. Bagaimana gejala penyakit ginjal kronis pada anak?

Gejala penyakit ginjal kronik pada anak dapat berupa pembengkakan pada kaki dan wajah, kelelahan, penurunan berat badan, serta perubahan pola buang air kecil. Jika tidak ditangani, gejala ini bisa menjadi komplikasi yang serius.

4. Tindakan pencegahan apa yang dapat diambil untuk mengurangi risiko infeksi saluran kemih pada anak?

Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko infeksi saluran kemih pada anak antara lain menjaga kebersihan, mengimbau anak membuang air kecil secara teratur, dan memastikan cukup minum untuk membantu mengeluarkan bakteri dari saluran kemih.